Subuhpun datang menjemput
Nampak pengerut sepatu datang keluar
Wajah tersenyum batinnya menangis
Mengharap hal indah kan terjadi
Melangkah dengan rasa lelah
Memulai hal yang mulia
Beranjak tuk kebutuhan
Untuk tujuan menyambung nasib
Raga tlah lelah
Pengurut sepatu tetap tabah
Tiba penagih kartu merah
meminta uang sewaan
Namun ia tetap tabah
Menahan kerasnya dilema hidup
Layung kuning nampak keluar
Pengerut sepatu teranjak dari beban
Kembali pulang ke istana kecilnya
Tapi apakah yang terjadi?
Tak kuasa menahan nanah di jiwa
Penagih kartu merah menyita istana kecilnya
Namun apalah daya, senyumpun tetap merona
Tidak ada komentar:
Posting Komentar